Beranda News Cadas Pangeran Menjadi Titik Rawan Longsor di Sumedang, Jawa Barat

Cadas Pangeran Menjadi Titik Rawan Longsor di Sumedang, Jawa Barat

4

SUMEDANG (pelitaindo.news) – Bongkahan batu-batu besar longsor dan menimpa 2 unit mobil yang melintas di Cadas Pangeran, Jl Nasional 5, Cijeruk, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Kejadian ini mengakibatkan lima orang terluka.

Peristiwa tersebut terjadi pada Sabtu (29/10) sekitar pukul 14.30 WIB sore tadi. Dalam video yang beredar tampak ada 5 bongkahan batu berukuran besar.

Bongkahan batu-batu tersebut menutup Jalan Cadas Pangeran. Lalu lintas di lokasi sempat mengalami kemacetan karena tertutup bongkahan batu-batu besar.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar, longsor terjadi di Pamulihan, Kabupaten Sumedang, sekitar pukul 15.00. Bebatuan berdiameter 1-1,5 meter yang jatuh dari tebing tanah setinggi 50 meter dan selebar 3-5 meter ini menimpa dua kendaraan.

Longsor juga menutupi sebagian ruas jalan penghubung Bandung-Cirebon sehingga menyebabkan kemacetan selama tiga jam. Saat kejadian, kawasan itu tidak diguyur hujan.

Hingga Sabtu pukul 21.00, petugas BPBD Sumedang dibantu aparat keamanan masih membersihkan lokasi longsor. Arus lalu lintas mulai normal tapi pengguna jalan tetap diminta berhati-hati.

”Longsor dari tebing bebatuan menutup sebagian jalan di Cadas Pangeran dan menimpa dua mobil. Ada delapan orang terdampak. Dua orang di antaranya luka berat, tiga orang luka ringan,” ujar Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Jabar Hadi Rahmat, Sabtu (29/10/2022).

Menurut Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Jabar Komisaris Besar Ibrahim Tompo, longsoran batu menimpa dua minibus yang datang dari Cirebon menuju Bandung. Satu mobil bernomor polisi B 2622 UBB berpenumpang tiga orang rusak di atap dan badan sebelah kiri. Sementara mobil bernomor polisi G 8336 WP yang diisi lima orang rusak di bagian depan.

”Semua terjadi karena faktor alam. Saat ini kendaraan telah dievakuasi dan petugas tengah melakukan olah TKP (tempat kejadian perkara). Kami juga berkoordinasi dengan BPBD dan mengatur lalu lintas di sekitar lokasi longsor,” ujarnya.

Berdasarkan data Badan Geologi, Jalan Cadas Pangeran di Pamulihan memiliki potensi longsor tinggi pada Oktober 2022. Jalan yang berupa perbukitan bergelombang itu agak terjal hingga terjal. Dengan kemiringan lereng 10–70 derajat, tingkat kerawanan di Cadas Pangeran semakin tinggi saat musim hujan.

Beberapa kejadian gerakan tanah pernah terjadi di salah satu jalur penghubung Bandung-Cirebon itu. Pada 20 September 2014, misalnya, gerakan tanah terjadi di ruas Desa Ciherang, Sumedang Selatan.

Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu. Namun, tiga rumah tertimbun, satu masjid dan dua warung terancam longsor.

Minim mitigasi, kejadian serupa terjadi, tepat dua tahun kemudian, pada 20 September 2016. Kali ini, longsor Cadas Pangeran kembali terjadi di Desa Ciherang, Anjung, Pasirucin, dan Desa Cimareme, Kecamatan Sumedang Selatan.

Naas, kali ini tiga warga tewas. Dari analisis Badan Geologi, penyebabnya beragam, mulai dari lereng terjal, intensitas hujan tinggi, pelapukan tanah, dan penataan air permukaan yang tidak ideal.

Ke depan, kewaspadaan warga Jabar harus ditingkatkan. Alasannya, sebagian besar wilayah Jabar tengah menghadapi cuaca ekstrem. Sekretaris BPBD Jabar Budi Juanda menyebut, Jabar menerapkan siaga satu bencana hidrometeorologi hingga akhir tahun 2022. Karena itu, petugas hingga masyarakat diminta waspada dalam menghadapi potensi bencana.

Menurut Budi, petugas di setiap daerah diminta untuk berkoordinasi dengan berbagai pihak, mulai dari logistik hingga menerapkan peringatan dini serta evakuasi. Mitigasi bencana ini dibutuhkan untuk meminimalisasi korban dan kerugian di tengah masyarakat.

”BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) telah mengingatkan setiap daerah, termasuk Jabar, untuk waspada cuaca ekstrem yang berdampak bencana hidrometeorologi. Petugas yang ada di lapangan diminta memberikan laporan selama 24 jam sebagai bentuk kewaspadaan,” ujarnya. (*)

Tinggalkan Balasan